Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur yang sangat populer untuk dibudidayakan karena nilai ekonomisnya yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Jamur ini tidak hanya lezat, tetapi juga kaya akan nutrisi, menjadikannya pilihan yang baik untuk bisnis agribisnis. Berikut adalah panduan lengkap tentang cara budidaya jamur tiram.
1. Persiapan Alat dan Bahan
Alat:
- Rak atau rak tanam
- Semprotan air
- Timbangan
- Alat pengukur suhu dan kelembapan
- Plastik polipropilena untuk media tanam
Bahan:
- Bibit jamur tiram (F3)
- Media tanam (serbuk kayu, bekatul, kapur)
- Air bersih
- Kapur dolomit
2. Pembuatan Media Tanam
Dikutip dari laman https://Perinus.co.id media tanam merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya jamur tiram. Media tanam yang baik akan memberikan nutrisi yang cukup bagi pertumbuhan jamur. Berikut cara membuatnya:
- Campurkan bahan media tanam: Serbuk kayu, bekatul, dan kapur dolomit dengan perbandingan 100:10:1.
- Tambahkan air: Air ditambahkan hingga kadar air mencapai 60-65%. Cara mengetesnya adalah dengan menggenggam campuran tersebut, jika tidak ada air yang menetes tetapi media tetap menggumpal, maka kadar air sudah cukup.
- Fermentasi: Diamkan campuran tersebut selama 5-7 hari agar terjadi fermentasi yang sempurna.
3. Sterilisasi Media Tanam
Sterilisasi bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Media tanam yang telah difermentasi dimasukkan ke dalam plastik polipropilena, kemudian dikukus selama 8-10 jam dengan suhu 100°C.
4. Inokulasi
Inokulasi adalah proses penanaman bibit jamur ke dalam media tanam yang telah disterilisasi. Proses ini dilakukan di ruangan yang steril untuk mencegah kontaminasi.
- Dinginkan media tanam: Setelah sterilisasi, media tanam didinginkan hingga mencapai suhu ruangan.
- Tanam bibit: Bibit jamur (F3) dimasukkan ke dalam media tanam dengan cara memotong bagian atas plastik kemudian menaburkan bibit secara merata.
- Tutup kembali plastik: Pastikan plastik ditutup dengan rapat untuk mencegah kontaminasi.
5. Inkubasi
Proses inkubasi bertujuan untuk menumbuhkan miselium jamur dalam media tanam. Rak-rak inkubasi harus berada di tempat yang bersih dengan suhu ruangan antara 22-28°C dan kelembapan 60-70%. Proses ini berlangsung selama 2-4 minggu hingga miselium memenuhi media tanam.
6. Pemeliharaan dan Perawatan
Setelah miselium tumbuh dengan baik, media tanam siap dipindahkan ke ruang produksi. Berikut langkah-langkah perawatan yang perlu dilakukan:
- Pemeliharaan suhu dan kelembapan: Jaga suhu ruang produksi antara 22-28°C dan kelembapan 80-90%. Gunakan semprotan air untuk menjaga kelembapan.
- Penyiraman: Lakukan penyiraman secara berkala untuk menjaga kelembapan media tanam.
- Pencahayaan: Berikan pencahayaan yang cukup tetapi tidak langsung mengenai media tanam.
7. Panen
Dikutip dari laman https://Perinus.co.id jamur tiram siap dipanen ketika tubuh buah jamur telah tumbuh sempurna dan ukuran tudung jamur mencapai 5-10 cm. Panen dilakukan dengan cara memotong tubuh buah jamur secara perlahan agar tidak merusak miselium.
8. Pasca Panen
Setelah dipanen, jamur tiram harus segera diolah atau dikemas untuk menjaga kesegarannya. Langkah ini penting untuk mencegah penurunan kualitas dan kesegaran jamur. Penyimpanan pada suhu rendah, antara 0-5°C, sangat dianjurkan karena dapat memperpanjang umur simpan jamur hingga beberapa hari. Dengan cara ini, jamur tetap segar dan layak konsumsi lebih lama, memungkinkan distribusi yang lebih luas dan waktu penjualan yang lebih panjang. Pastikan juga kemasan yang digunakan higienis dan kedap udara.Kesimpulan
Budidaya jamur tiram memerlukan perhatian dan perawatan yang tepat, mulai dari persiapan media tanam hingga proses panen. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas, diharapkan budidaya jamur tiram dapat berjalan dengan sukses dan menghasilkan produk berkualitas tinggi. Selamat mencoba dan semoga sukses!